Lurah Trimulyo, H Mujono |
Membangun sebuah desa wisata memang sebaiknya dirancang dengan merumuskan satu konsep desa wisata yang terarah dan terukur. Pengembangan desa wisata sangat diharapkan mampu meningkatkan seluruh potensi yang ada dalam wilayah tersebut, termasuk potensi masyarakatnya sendiri. Inilah yang dikembangkan H. Mujono Lurah Desa Trimulyo. Pada tahun 2008 yang lalu, melalui konsultan PT. Kertagana Desa Trimulyo menyusun site plan desa wisata Trimulyo yang mencakup hampir seluruh dusun yang ada. Ia menginginkan seluruh potensi yang ada diangkat sebagai sebuah kesatuan dalam konsep desa wisata yang terintegrasikan.
Saat ditemui di kantor desa Kamis (15/03), Mujono
menjelaskan bahwa kurang terlalu menguntungkan jika dalam satu wilayah
administrasi desa, terdapat beberapa desa wisata. Promosi yang bersifat
parsial antar beberapa desa wisata dalam satu wilayah, tidak membantu
mendorong seluruh potensi desa yang dimiliki. Dalam satu kesatuan yang
terintegrasikan, seluruh potensi yang ada dapat dipromosikan bersama dan
diarahkan sesuai potensi yang ada pada masing-masing pedusunan. Dengan
demikian akan banyak anggota masyarakat yang bisa merasakan dampak
positif dari adanya konsep desa wisata.
Ide orisinil yang berasal dari masyarakat desa
Trimulyo sendiri, dirumuskan oleh panitia desa wisata tingkat desa yang
diketuai Ir. Joko Kuntoro yang berbetulan adalah pegawai dinas
kebudayaan dan pariwisata propinsi DIY bidang pemasaran. Pemikiran
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk site plan yang disusun oleh
konsultan PT. Kertagana. Menurut Tukijan Kabag Ekbang desa Trimulyo,
sejak tahun 2009 sampai target 10 tahun yang akan dating, setiap
tahunnya pemerintah desa menganggarkan dalam APBDes, dana pembangunan
desa wisata antara Rp. 80 100 juta. Ketika berkunjung ke bukit Permuni
di dusun Blawong I, terlihat komplek tersebut sedang ditata.
Perbukitannya diratakan dan dibuat jalan masuk kearah gua pemuni dan
areal bumi perkemahan.
Gua Permuni yang jernih dan sejuk terbentuk oleh
tangan manusia puluhan tahun yang lalu. Dari legenda turun temurun,
disinilah Sultan Agung mengadakan perjumlaan dengan Ratu Kidul bila ada
permintaan yang akan disampaikan. Mitos tersebut cvukup diyakini dengan
adanya beberapa situs peninggalan sejarah seperti : mitos watu amben,
watu panah, watu paying, jaran sembrani, petilasan mani tetes. Selain
potensi situs sejarah, di sini juga terdapat areal perkemahan yang
luasnya mencapai 3,9 ha dan akan pula dibangun flying fox. Potensi
kerajinan yang perak dan bordir terdapat juga di dusun Blawong I ini.
Rencana pengembangan desa wisata Trimulyo sesuai site
plan yang ada, yakni dengan akan dibangunnya kolam renang anak-anak dan
waterboom serta arena permainan gokar di dusun Blawong II yang telah
memiliki potensi kerajinan konveksi, bordir dan payet. Selain itu, akan
dibangun pula kebuh buah di dusun Sindet yang telah memiliki potensi
kerajinan dari kaca. Sedangkan untuk mendukung pengembangan batik nitik
sari dan topeng di dusun Kembangsongo, akan dibangun sebuah pasar
tradisional. Dermaga susur kali Opak di dusun Bembem akan dikembangkan
dengan arena bermain anak-anak, artshop dan jembatan gantung bamboo
runcing.
Dengan pendanaan hanya melalui APBDes, baik Mujono maupun Tukijan merasa
masih akan sulit mencapai target yang telah dicanangkan. Untuk itu
panitia desa wisata berupaya untuk mengajukan proposal bantuan baik
kepada Pemkab Bantul, Pemprop DIY maupun ke Kementrian Pariwisata. Pada
akhir perbincangan kami, Mujono mengatakan bahwa ia cukup yakin dengan
konsep desa wisata Trimulyo yang dikembangkan dalam 6 zona wisata dusun
dengan potensinya masing-masing. Lebih lanjut tentang desa wisata
Trimulyo dapat dijuga dibaca pada profil desa wisata situs
bantulbiz.com. (Y/F)
Ayo ndayung....
BalasHapus