TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menyambut HUT RI ke 76 dan bulan suci Ramadan 1433 H, Perumnas Trimulyo Blok D/5 menggelar bakti sosial kepada warga yang kurang mampu.
“Kami memiliki keinginan untuk berbagi, semangat itu yang melandasi kami untuk melakukan bakti sosial, memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu, di sekitar tempat tinggal kami,” ucap Ketua Panitia baksos Perumnas Trimulyo, Sindet, Bantul, Alan Surya, Minggu (12/8/2012).
Alan mengatakan baksos yang digelar berupa penjualan sembako murah. Penjualan sembako dilakukan kepada warga sekitar perumahan yang telah diberi kupon sembako dengan harga Rp30 ribu. Adapun paket sembako yang dijual beras 5 kg, gula pasir 1 kg, minyak goreng 1 liter, mie instan 5 bungkus dan sirup 1 botol.
“Kalau harga normal, paket sembako ini sebesar Rp77.500, jadi memang kami jual murah,” ujarnya.
Alan mengatakan kesadaran berbagi tidak saja merupakan sikap mulia yang diajarkan semua agama. Sebagai mahkluk sosial dituntut untuk bersikap peduli terhadap sesama yang membutuhkan. “Baksos ini diharapkan bisa bermanfaat bagi warga yang membutuhkan,” tutupnya. (*)
Dermaga Bembem adalah salah satu obyek wisata yang ada di kabupaten Bantul. Obyek yang ada adalah Dermaga, Gua Sulaiman, Gua Permoni, Batik Tulis, dan Camping Ground Bantul.
Rabu, 04 September 2013
Kamis, 25 Juli 2013
Perumnas Bumi Trimulyo
Sebuah pemukiman yang berada di selatan kota yogyakarta
Terletak di Kelurahan Trimulyo, kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul
Dusun yang dipakai oleh Perumnas antara lain: Sindet, Kembang Songo, Bembem dan Blawong II
Denah menuju lokasi silahkan lihat situ berikut
http://www.perumnasyogya.com/p/bumi-trimulyo.html
Terletak di Kelurahan Trimulyo, kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul
Dusun yang dipakai oleh Perumnas antara lain: Sindet, Kembang Songo, Bembem dan Blawong II
Denah menuju lokasi silahkan lihat situ berikut
http://www.perumnasyogya.com/p/bumi-trimulyo.html
Peresmian Pos Ronda
Dalam rangka menjaga kemanan dan keharmonisan ber tetanga, Perumnas Bumi Trimulyo Block D 5 membangun sebuah Pos Ronda. Pembangunan Pos Ronda permanen ini di biayai oleh kas paguyuban dan iuran warga kompleks. Hasilnya terwujud sebuah gedung permanen dengan ukuran 3 x 4 m
Peresmian Pos Ronda ini bertepatan dengan malam pergantian tahun 2012-2013 yaitu tanggal 30 desember. Diwarnai dengan hujan lebat tidak mengurangi kehitmatan peserta sambil memanjatkan doa untuk keselamatan seluruh warga oleh Bapak Daliman selaku Takmir Mushola Al Mabrur Rt 13 Bembem
Warga Trimulyo Bergerak ke Kejari Bantul Protes Kades Jadi Tersangka
Selasa, 18 Juni 2013 11:07 WIB
Warga Desa Trimulyo, Jetis, Bantul, DIY
menggeruduk Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Selasa (18/6/2013).
TRIBUNJOGJA.COM,
BANTUL -Ratusan warga Desa Trimulyo, Jetis, Bantul, DIY bergerak ke kantor
Kejaksaan Negeri (Kejari) Bantul usai melakukan orasi di Pengadilan Negeri (PN)
Bantul, Selasa (18/6/2013).
Kedatangan mereka untuk memberikan dukungan kepada Mujono, Kepala Desa Trimulyo, Jetis, Bantul yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejari Bantul dalam kasus dugaan penyelewengan pungutan pengurusan sertifikat tanah melalui program Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah (Larasita).
Dari pantauan Tribunjogja.com, warga masih terus mempertanyakan mengapa Mujono dijadikan sebagai tersangka. Menurut Koordinator aksi, Indra Setiawan, kedatangan warga sebagai bentuk dukungan pada Mujono dalam kasus ini.
"Ini janggal, kemarin pas ada penggeledahan di kantor desa, tidak ada suratnya. Rakyat marah, mengapa bisa demikian," ungkapnya pada Tribunjogja.com di sela aksi, Selasa (18/6/2013).
Berbagai tulisan ditenteng massa pendukung Mujono antara lain bertuliskan "Kejari Telah Terbeli, Kami percaya Lurahku, Lurah bersih tak bersalah,". Sembari terus menyanyikan lagu berlirik "Ike piye,ike piye...Jaksane digantung wae," massa bergantian berorasi.
Selain itu, pendukung Mujono menyatakan mendukung proses praperadilan untuk para Jaksa Kejari Bantul yang menurut mereka telah salah menetapkan Mujono sebagai tersangka.
Hingga berita ini diturunkan, ratusan warga masih bertahan di halaman Kejari Bantul untuk sambil terus bergantian berorasi.
Diberitakan sebelumnya, pihak desa melalui Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Desa Trimulyo, Sagiyo, tetap menampik dugaan penyelewengan tersebut karena telah sesuai Peraturan Desa (Perdes) yang dibuat sebelum pungutan dilakukan.
Sagiyo mengungkapkan, akibat bergulirnya kasus ini, pihaknya memutuskan menghentikan sementara seluruh layanan pengurusan sertifikata tanah tak terkecuali melalui program Larasita.
"Kita akan fokus dulu menyelesaikan pengurusan program Larasita yang masih tersisa. Sebenarnya sejak bulan maret lalu, program Larasita di desa ini sudah dihentikan," ujarnya ditemui di Kantor Desa Trimulyo, Jumat (14/6/2013).(*)
Kedatangan mereka untuk memberikan dukungan kepada Mujono, Kepala Desa Trimulyo, Jetis, Bantul yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejari Bantul dalam kasus dugaan penyelewengan pungutan pengurusan sertifikat tanah melalui program Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah (Larasita).
Dari pantauan Tribunjogja.com, warga masih terus mempertanyakan mengapa Mujono dijadikan sebagai tersangka. Menurut Koordinator aksi, Indra Setiawan, kedatangan warga sebagai bentuk dukungan pada Mujono dalam kasus ini.
"Ini janggal, kemarin pas ada penggeledahan di kantor desa, tidak ada suratnya. Rakyat marah, mengapa bisa demikian," ungkapnya pada Tribunjogja.com di sela aksi, Selasa (18/6/2013).
Berbagai tulisan ditenteng massa pendukung Mujono antara lain bertuliskan "Kejari Telah Terbeli, Kami percaya Lurahku, Lurah bersih tak bersalah,". Sembari terus menyanyikan lagu berlirik "Ike piye,ike piye...Jaksane digantung wae," massa bergantian berorasi.
Selain itu, pendukung Mujono menyatakan mendukung proses praperadilan untuk para Jaksa Kejari Bantul yang menurut mereka telah salah menetapkan Mujono sebagai tersangka.
Hingga berita ini diturunkan, ratusan warga masih bertahan di halaman Kejari Bantul untuk sambil terus bergantian berorasi.
Diberitakan sebelumnya, pihak desa melalui Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Desa Trimulyo, Sagiyo, tetap menampik dugaan penyelewengan tersebut karena telah sesuai Peraturan Desa (Perdes) yang dibuat sebelum pungutan dilakukan.
Sagiyo mengungkapkan, akibat bergulirnya kasus ini, pihaknya memutuskan menghentikan sementara seluruh layanan pengurusan sertifikata tanah tak terkecuali melalui program Larasita.
"Kita akan fokus dulu menyelesaikan pengurusan program Larasita yang masih tersisa. Sebenarnya sejak bulan maret lalu, program Larasita di desa ini sudah dihentikan," ujarnya ditemui di Kantor Desa Trimulyo, Jumat (14/6/2013).(*)
Warga Minta Lurah Trimulyo Dibebaskan
Selasa, 18 June 2013 | 20:36 WIB
Bantul, www.jogjatv.tv –
Menanggapi penetapan status tersangka oleh Kejaksaan Negeri Bantul terhadap
Lurah Trimulyo, Mujono, ratusan warga Trimulyo Kecamatan Jetis Bantul, Selasa
(18/6) siang mengadakan aksi demonstrasi di Pengadilan Negeri Bantul. Namun,
kedatangan warga Trimulyo ini justru disambut dengan keheranan dari para
pegawai Pengadilan Negeri Bantul. Pasalnya, kewenangan penetapan tersangka dan
penyelidikan kasus ada di kejaksaan negeri dan bukan di pengadilan. Akhirnya,
para hakim Pengadilan Negeri Bantul turun tangan memberikan pengertian kepada
warga tentang kewenangan pengadilan negeri.
Sedianya, para warga hendak menuntut agar Kejaksaan Negeri
Bantul membatalkan status tersangka yang ditetapkan terhadap Lurah Trimulyo,
Mujono karena dinilai cacat hukum. Mujono ditetapkan sebagai tersangka oleh
kejari karena diduga melakukan pembiaran terhadap tindak pidana korupsi Layanan
Sertifikat Tanah (Larasita). Warga menilai, oknum Kepala Bagian Pemerintahan
Kelurahan, Sagiyo, yang seharusnya dinyatakan tersangka karena melakukan
pungutan diatas peraturan desa tanpa sepengetahuan lurah.
Setelah mendapat penjelasan, warga Trimulyo kemudian
memindahkan aksinya ke halaman Kejaksaan Negeri Bantul. Aksi tersebut sempat
memanas karena warga tidak segera ditemui oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bantul,
Retnosiwi Harjantari, yang tengah mengikuti rapat di Kejati DIY.
Akhirnya setelah menunggu beberapa lama, Kajari Bantul,
Retnosiwi Harjantari menemui warga. Dialog antara kajari dengan warga
berlangsung karena kedua kubu tetap kukuh dengan pendiriannya masing masing.
Karena kondisi yang semakin memanas, Kajari ahirnya memberikan pengumuman
penetapan tersangka baru dalam kasus tersebut, yakni Kabag Pemerintahan
Kelurahan Trimulyo, Sagiyo.
Usai mendengar penetapan tersangka baru, warga langsung
membubarkan diri. Namun, di tengah perjalanan pulang, sempat terjadi kericuhan
karena sejumlah warga yang berniat melakukan aksi di depan rumah Sagiyo
dihadang polisi di Simpang Empat Jetis. Kericuhanpun yang terjadi sempat
memacetkan arus lalulintas . Beruntung hal itu tidak berlangsung lama. Warga
diminta untuk kembali ke rumah masing-masing, sementara rumah Sagiyo dijaga
ketat oleh polisi. (Anang Zainuddin/Rz)
- See more at:
http://www.jogjatv.tv/berita/18/06/2013/warga-minta-lurah-trimulyo-dibebaskan#sthash.ebYFmurr.dpuf
Langganan:
Postingan (Atom)